10 April 2011

Jangan Berhenti Berharap

Notes ini saya dapatkan dari teman saya di kampus. Setelah mendapatkan izin saya mencoba untuk menshare kepada teman-teman yang lain. Notesnya mantap, arti dan maknanya dalam sekali.hehe ^^
Inilah notes jawaban dari lagunya Sheila On 7 "Berhanti Berharap"

Kau tak percaya lagi dengan apa yang kuberi?
Lalu, kenapa harus terdampar di sana, menunggu apa? Mati??
Mengapa kau jadi tak percaya akan guna matahari?
Sejak dulu mampu terangi sudut gelap hati, selanjutnya juga!!
Jangan berhenti berharap
Apalagi sampai menunggu datang gelap
Suatu saat pasti ka nada cinta kau dapat
Derita ikut bahagia
Hitam sembunyi dibalik kesenangan putih
Mengapa bertanya? Sudah kodrat.
Mengapa pulang?
Kuharap tanpa dendam itu benar
Silakan pulang..
Tapi, kemenangan siapa yang kau salutkan??
Mungkin aku mengajarimu bahagia dan atau derita
Mungkin aku menunjukkanmu bahagia dan atau derita
Tetapi aku sama sekali tak memberimu bahagia atau derita
Itu semua adalah pemberian Tuhan  :)




19 Maret 2011

Indahnya Cinta Pertama


Cinta Pertama?? First Love? Pernah ngrasain kan?? Eits, tapi ini bukan cinta pertama versi anak SMA yang notabene cinta monyet itu, tapi inilah kisah cinta pertama saya.. begitu indah.. dengannya.. seseorang yang sangat saya cintai..
12 Oktober,  18 tahun silam..
Lunglai…
Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafadzkan hamdalah. Takzim dan tafakur…
Tak lama, sesosok mungil itu ada di hadapan. Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa buah hatinya tercinta. Tetes air bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.
Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat.
Subhanallah, betapa indahnya ciptaanMu, ya Allah.
Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat mencintainya.
Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.
Indah.. bahkan teramat indah..
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya. Merekalah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan, ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta ibunda??
Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh kepalsuan.
Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Kerelaan mereka untuk sekadar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu anak pun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup usia.
Aaahhhhhh...
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan, cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang selalu berada di samping kita, tempat curahan, suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya, ia menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan Rasulullah SAW, uswatun hasanah.
Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi ibunda adalah cinta pertama kita..
Dan, apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama??

Jemari itu tak lagi lentik
Mata rabun dan kaki semakin payah
Namun tak pernah cinta luruh dari sisinya
Disemainya doa hanya untuk ananda tercinta
Selalu..
Ibunda, cinta ini tak akan luntur untukmu..

Tetaplah Bersama Ibu, sebab Surga Terletak di Bawah Telapak Kakinya
Diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Jahimah, dia berkata : Seorang pria datang menemui Rasulullah SAW, lalu dia berkata : ‘Wahai Rasulullah, aku ingin ikut berperang dan aku datang meminta pendapat engkau’. Rasulullah SAW bertanya ‘Apakah kamu masih mempunyai ibu?’ Pria itu menjawab :’Masih!’.Rasulullah SAW bersabda :’Maka tetaplah bersamanya, sebab sesungguhnya surga itu terletak di bawah telapak kakinya’.(HR. Nasa’i)

Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu
Engkaulah yang kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU..
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU..
(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)

Ku awali hidup ini dengan tangisan yang menggema
Lalu ku dipeluk dibuai dalam ikatan kasih dan cinta
Sampai saat ku mulai menapak dan mengucap kata
Hingga akhirnya ku pahami apa arti duka dan cinta
Terima Kasih Ananda haturkan tuk Bunda tercinta
Sungguh tiada mampu Ananda membalas segala jasa
Mungkin hanya ini kuasa Ananda tuk lukiskan cinta
Melalui rangkaian kata yang terpahat menjadi prosa
Ya Allah, cintai Ummiku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ummi..
Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil.
Betapa aku sangat mencintainya, begitu mencintainya…

"Titip Ummiku ya Allah"
“Jagalah beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”
AAMIINNNN…
_Nur Annisa Muhida_
Jakarta, 170211_03:27

Setiap orang adalah PILOT bagi MIMPI-MIMPInya!!

Saat jemari ini begitu liarnya menyentuh huruf demi huruf pada lepito Asus yang telah menemani saya mencetak satu demi satu “prestasi” untuk mewujudkan impian-impian saya, dan saya mulai tersadar, baru ‘sedikit’ impian yang saya ‘tandai’ dalam buku DNA saya (Dream ‘n Action!). hmmm.. masih ada beberapa impian yang harus segera di realisasikan! Semoga bukan hanya sekedar mimpi-mimpi belaka, tapi akan saya buktikan pada semua, akan saya buktikan pada dunia, SAYA BISA MEWUJUDKANNYA! BISA! DAN PASTI BISA! Bismillahirrahmanirrahiim..

Senantiasa saya penuhi fikiran saya dengan segala hal yang positif, karena saya yakin dengan POSITIVE THINKING akan melahirkan sebuah “ENERGI DAHSYAT”yang tidak hanya berimbas positif untuk diri saya sendiri tapi juga untuk orang-orang di sekitar saya..

SEBAIK-BAIK RENCANA KITA, JAUH LEBIH BAIK RENCANA ALLAH SWT!!
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sambil menulis, terdengar lantunan syahdu sebuah lagu dari “winamp si Asus” yang berjudul "POWER OF THE DREAM". Lagu ini dinyanyikan oleh Celine Dion waktu Olimpiade Atlanta 1996. Saya sangat menyukai kata-katanya. MIMPI punya kekuatan yang besar. MIMPI membuat hidup kita tidak biasa lagi. MIMPI juga membuat kita melangkah jauh ke depan. MIMPI membuat kita memiliki kekuatan menghadapi rasa takut pada diri kita sendiri.. MIMPI adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, begitu kata Nidji dalam lagunya ‘LASKAR PELANGI’. Kalo kata WESTIFE, ”I have a dream, a song to sing…” (hehe, jadi inget jaman jaman eSeMPe..)

POWER OF THE DREAM :

Deep within each heart
There lies a magic spark
That lights the fire of our imagination
And since the dawn of man
The strength of just "i can"
Has brought together people of all nations
There's nothing ordinary in the living of each day
There's a special part of every one of us we'll play
Chorus:
#Feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
As the world gives us it's best
To stand apart from all the rest
It is the power of the dream that brings us here#

#Your mind will take you far
The rest is just your heart
You'll find your fate is all your own creation
And every boy and girl
As they come into this world
They bring the gift of hope and inspiration#

#The world unites in hope and peace
We pray that it will always be
It is the power of your dream that brings us here#

#There's so much strength in my voice
Every woman child and man
It's the moment that you think you can't
You'll discover that you can#

#The power of the dream
The faith in things unseen
The courage to embrace your fear
No matter where you are
To reach for your own star
To realize the power of the dream
To realize the power of the dream#

Lirik itu semuanya, menurut saya sangat tepat, dan saya pun selalu meneteskan air mata jika melihat “slide” yang memutar saat berlangsungnya Olimpiade Atlanta yang diiringi lagu ini.. Sangat banyak penulis tersohor dunia menulis berbagai bukunya tentang kenyataan mimpi atau kenyataan visi. Intinya semuanya hampir sama. Mimpi atau impian atau visi membuat hidup kita terarah dan berani untuk melangkah. Salah satu tulisan yang terdapat dalam buku bestseller "PURPOSE DRIVEN LIFE" karya Rick Warren kurang lebih mengatakan seperti ini :
"Tujuan memberi makna bagi hidup kita. Harapan muncul karena ada tujuan. Mengetahui tujuan memudahkan kita dalam mengambil keputusan, membagi waktu, dan menggunakan potensi kita. Tujuan membuat kita fokus. Jika kita ingin memiliki hidup yang memiliki pengaruh, maka kita harus fokus! Tujuan memotivasi hidup kita."

Mereka yang memiliki keterbatasan dalam diri mereka bahkan mampu melipatgandakan potensi dan impian-impian mereka menjadi sebuah PRESTASI LUAR BIASA! Tanyakan pada diri sendiri!  Sudahkah kita mengoptimalkan segenap potensi yang kita punya??

Alhamdulillah, tubuh kita sempurna, kita mempunyai segala yang mungkin tidak mereka punya.. So, apa yang kita tunggu?? Bermimpilah dan buat hidup kita bermakna!

MAKE YOUR DAY COUNT!!!!

“You see, in life, lots of people know what to do. But few people actually do what they know. KNOWING IS NOT ENOUGH! You must TAKE ACTION!”

-Nur Annisa Muhida : ‘Madam Inspiring’, Sang ‘Pencari dan Pencuri’ INSPIRASI, MUMAN : bukan MUka MANyun atau MUka MANja tapi MUka MANis pluzzz MUka seMANgat.hehehe.. :D

Buat semua yang dah memberikan saya ‘julukan’seperti di atas, Syukron katsir jiddan! Semoga itu akan menjadi sebuah DINAMIT MOTIVASI yang selalu siap saya LEDAKKAN dalam rangka memberikan kebermanfaatan untuk sekitar, menjadi insan yang selalu berinspirasi dan semoga dapat terus menginspirasi orang lain.. (minjem kata-katanya ‘SANG PEMBUAT JEJAK’.. ^^v)

17 Maret 2011

SEJENAK RENUNGI SEBUAH JALINAN

Persahabatan adalah suatu rasa..
Aku rasa kamu dan kamu rasa aku..
Seorang sahabat kan kucurkan butiran air yang menjelma menjadi hujan menyiramkan kasih sayang dalam jalinan insan pengikutnya.
Bak gerimis yang ditumpahkan setetes demi setetes dari langit pada bumi yang telah lama mendambakannya
Kering.. telah terkikis.. sedikit demi sedikit..!!

Kuucap syukur & terima kasih wahai Sahabat…
Berkat kamu aku jadi tahu makna kehidupan ini
Kau beri ku kepercayaan dan kau hargai aku!
Kau warnai dengan cat keindahan…
walau kadang suatu noda tercipta pada kertas putih lambang PERSAHABATAN kita…

Persahabatan tak kan kering oleh sengatan Sang Raja Siang…
Persahabatan adalah rona indah pelangi sesaat
setelah hujan dengan variasi warna & dipuja oleh jiwa yang dapat mengetahui maknanya.
Ketulusan seorang SAHABAT takkan terusik bayu yang menerbangkan payung pelindung diri…
Persahabatan penuh sejuta rasa pada sekian banyak kondisi…
Persahabatan akan selalu penuh warna berbeda, bukan hampa tak berasa, tapi kelabu, merah, biru, kuning, & hijaunya kan mengiringi perjalanan waktu persahabatan itu…

Insannya kan dekap & peluk ruh insan lain…
Ia akan membelai & menjabat hati serta tangan saat sahabatnya menderu, menangis oleh badai prahara…
Hilangkan haru biru dukanya dengan tutur manis hingga ia dapat merasakan senyum tulus penyegar hati yang menghiasi bibirmu, hingga ia dapat tetap percaya & merasakan bahwa kita tetap membawa selimut persahabatan yang menghangatkan…!
Mencoba sunggingkan kembali senyum hatinya…

Sahabat takkan rela bila sahabatnya terhujam belati atau malah mungkin sahabatnya sendiri yg menancapkan belati itu…sehingga ia merelakannya!!!
TERLUKA…itu pasti !!! Dan mengerang adalah wajar…!!!
Tapi bila itu sampai terjadi, maka satu yg hanya mungkin kita lakukan… tetap mencintainya walau ia tak lagi ada di samping kita…


SAHABAT…ku kan kucurkan keringat yg selalu tulus…
Menyiramkan pada kuncup hingga berbunga kasih sayang
karena pengorbanan dalam jalinan ini adalah sesuatu yg membahagiakan bila tanpa dikotori harapan mendapat imbalan…

Insan-insan persahabatan takkan terkoyak oleh JARAK pemisah dua jiwa
selama mereka tetap mengibarkan panji persahabatan sejati…

SAHABAT…marahilah & tegurlah aku jikalau menurutmu salah, jangan sungkan ataupun ragu karena ku ingin
Allah SWT meridhoi kita semua…
Ikatan yg tentunya semoga kan tetap terjaga sampai akhirnya nanti,
kita kembali dipertemukan di masa yg lebih kekal…!!!

Wallahu a’lam bishowab…

16 Maret 2011

PERJUMPAANKU DENGAN SENJA


Pada sebuah perjumpaanku dengan senja
Hari ini..
Menempuh perjalanan dalam sebuah garis edar
Menuju kota yang dari sana kubelajar memaknai cinta, kutemukan hakikat hidup

Dalam romansa perjalanan
Sendiri, namun penuh perenungan
Memanfaatkan detik untuk bertasbih, menit untuk berpikir, dan jam untuk beramal
Sendiri, menikmati senja..

Banyak kisah terekam hari ini
Bahagia tanpa duka
Tertawa tanpa deraian air mata

Aku menikmatinya
Aku mensyukurinya
Dan aku bahagia karenanya

Terima kasih..
Ucapku pada senja yang seolah enggan berganti tugas dengan sang mala
Tak hendak pergi mengembalikan segala cahaya dari sang bintang, bulan dan mimpi
Senja ingin melukiskan PELANGI, melingkari alam dalam susunan warna dan rasa

[dalam perjumpaanku dengan senja, sebentar]

Terima kasih utk kelurga ku, SINTESA!!

Mega merah menyelimuti keelokan langit senja, indahnya melepaskan kedukaan jiwa

15 Maret 2011

Di Bawah Naungan Angsana UI


Di bawah rindang pohon, di sebuah ‘kampus kuning’ yang dulu pernah ku impikan suatu saat bisa singgah di sini
Dan di hari ini tepat di awal pergantian hari pada pembukaan tanggal yang baru di bulan Mei, sang waktu pun datang menepati janjinya

Semilir angin di bawah rimbun dedaunan
Tersenyum diri ini dalam kesyukuran tiada tara
Angin menyampaikan kabar gembira beberapa waktu lalu, hingga akhirnya terciptalah kisah yang takkan pernah kulupa sampai kapanpun
Menjadi dokumentasi penting dalam hidupku

Siang ini, lukisan langit begitu mempesona, rupawan dan sedap dipandang
Biru, bersih.. hanya ada sedikit perpaduan warna putih
Aku benar-benar menikmatinya
Membiarkan diri merasakan hembusan angin, begitu menyejukkan
Sesekali menikmati guguran daun daun angsana yang menguning
Tidak ada bahasa dari negara manapun yang mampu menerjemahkan RASA SYUKUR ini

Di bawah rindangnya angsana juga menyisakan TANYA dari sebuah teka-teki yang aku sendiri belum tahu jawabnya
Karena aku masih di sini, masih menanti
Dalam penantian yang penuh rasa optimis akan hadirnya KEBAHAGIAAN suatu saat nanti

“mencoba bertahan sekuat hati, layaknya karang yang dihempas sang ombak. Jalani hidup dengan penuh semangat! Karena semua kisah pasti ada akhir yang harus dilalui, tapi akhir kisah ini yakinku INDAH! Salam TEPAT dan TERBAIK!”

[Di bawah naungan angsana, samping Balairung UI Depok, 1 Mei 2010]

21 Desember 2010

Perempuan Perantau, Perantau Pisau

Yang paling menyedihkan jadi perantau adalah ketika rindu dan sakit. Ketika rindu, hanya bisa mendengar suara dan memandangi potret yang hilang derit. Ketika sakit, senantiasa berdoa: Tuhan, jangan belit nyawaku di kota orang.

Entah kenapa jika membaca, menulis, mendengar, dan menyebut kata Ibu, saya terharu, gemetar, dan menitiskan air mata.

Aku yang diterbangkan angin nasib seolah memanggul kayu di pundak. Kutempuh jauh jarak dengan merangkak, memunguti butir-butir cahaya yang jatuh dari langit ketujuh.

Dulu aku pernah mengunduh bintang dan matahari untuk Ibu. Tapi jemariku melepuh, jemariku beranak pinak jadi dua puluh. Lalu Ibu memegang jemariku dan berkata, "Sudahlah nduk, tak usah susah unduh bintang dan matahari untuk Ibu. Cukup kau kecup peluh Ibu."

Dalam jaga dan tidurku, aku melihatmu, Ibu, menunggu kepulanganku di beranda rumah smabil mengasah pisau. Pisau buat menyembelih leher liat rindu. Jangan membawa keranda dalam kepulanganmu.

Ibu, sunyi-sunyi gesekan pisau dan batu asah itu seolah menujah-nujahku. Darah yang bersimbah di lantai kamarku menguapkan aroma daun pandan tubuhmu, wangi santan kelapa rambutmu, harum kesturi mulutmu.

Anakku, jika kau telah tiba, pisau ini akan menyayat urat nadi. Sejak pagi sampai malam hari ia menanti Ibu lelap. Ia membuka pelan-pelan pintu kamar. Mengendap-ngendap dengan mata lapar. Tapi tiba-tiba Ibu terbangun. Dan meletakkan kembali pisau di dapur.

Tidakkah kau seperti aku? Diliputi bayang-bayang di genang kenang. Serupa langit memanggil cahaya: Ibu.
Aku rindu engkau, Ibu.
Kalau engkau mata air, akulah air matamu yang mengalir.
Engkau mata air yang tak henti aku timba, kukuras untuk keperluan sehari-hari: mandi dan mencuci, minum dan memasak lukaku, membasuh bebuahan dan sayur mayur, berwudlu, juga untuk memandikanmu kelak kala engkau meninggal. Itulah mata airmu, Ibu. Dan jika aku meninggal, kumandikan jasadku dengan air mataku sendiri.

Akulah air matamu. Air mata yang kualirkan untuk cinta yang tak kuasa kubalas, tak kuasa kubayar dengan segala yang ada dalam tas. AIr mata yang kutumpahkan saat mengingatmu, yang tertawa bahagia melihatku dulu.

Kau melahirkanku dengan senyum, berharap aku menjadi bunga yang harum. Jika kau petani, kau harapkan aku jadi menteri pertanian. Jika kau buruh cuci, kau harapkan aku jadi juragan. Jika kau pelacur, kau harapkan aku jadi gubernur. Jika kau pengemis, kau harapkan aku jadi dermawan yang manis. Jika kau penjual kayu di pasar, kau harapkan aku jadi saudagar. Jika kau guru, kau harapkan aku jadi mahaguru. Jika kau sinden, kau harapkan aku jadi presiden.

Kau besarkan aku dengan air susumu sampai dadamu tipis dan air susumu habis. Kau tetap menyusuiku dengan air mata yang kauadon dengan embun pagi. Dan jika air matamu kemarau, kau berlari-lari mencari mata air di celah-celah bebatuan, di sela-sela akar kayu, di sempit dedaunan, di selebar langit. Kau tak menjerit saat tubuhmu melepuh oleh terik matahari, kakimu tertusuk duri, tersandung batu, tertembus kerikil tajam, tergores ilalang. Kau tetap menerjang setiap penghalang. Luka dan duka kau bawa berlari. Pedih dan perih kau rasakan sendiri. Kau masih mencari secangkir, sekendi, segentong air untuk menghapus hausku.

Kukenang bagaimana Siti Hajar berlari-lari mencari setetes air dari Bukit Shofa ke Marwa tujuh kali putaran. Ia sabar dengan cuaca kasar demi buah hatinya, Ismail. Ia tak peduli kaki tertembus kerikil. Ia tetap melangkah dalam lelah dan peluh yang luluh. Sampai Ia peroleh mata air dari jemari Ismail yang mungil.

Di mana ada kemauan, pasti tersedia jalan. Itulah sabda yang ingin kau tanamkan dalam dadaku. Semua keinginan akan terpenuhi jika ada kemauan. Segala harapan akan tergapai jika ada kemauan. Setiap impian akan terwujud jika ada kemauan. Bermacam cita-cita akan tergenggam jika ada kemauan. Kemauan adalah pintu menuju kajayaan. Kemauan adalah jendela menuju kemakmuran. Tiada kemauan, tiada kemenangan. Tiada kemauan berarti gagal total sebelum melangkah. Kemauan adalah modal awal untuk menapak menuju puncak. Kemauan adalah cahaya dalam gelap gulita. Kemauan adalah separuh kesuksesan.

Setiap pagi kau tuang secangkir cinta, segelas kasih, semangkuk sayang ke dalam mulutku. Sebagai bekal mengail ikan-ikan di sungai kehidupan.

Setiap siang kau menjelma serimbun pohon. Kau memayungiku dari sengat api matahari. Rimbun daunmu menenduhkan tubuhku. Buahmu mengeyangkan perut laparku. Tubuhmu berpeluh, tubuhmu melepuh. Dan aku tertidur pulas dikipasi angin semilir. Peluhmu mengalir. Mengalir dan mengalir.

Kala malam kau tambal robekan perjalananku. Kau jahit luka-luka di sekujur tubuhku. Luka itu mendewasakanmu. Kau basuh dukaku yang basah dan kau balut dengan munajat doa-doa berkah. Doa itu meng'ada'kanmu. Kau letakkan kepalaku di pangkuanmu. Lalu kau selimuti aku dengan bacaan ayat-ayatNya. Aku tidur mendengkur. Terlelaplah aku. Dan kau berjaga-jaga denga tegap dari serangan nyamuk-nyamuk terkutuk.

Ketika subuh kau mengunduh embun di rerimbun daun. Menampungnya ke dalam cangkir-cangkir. Lalu kau alirkan ke mulut hausku. Dam kau minum air mata dan keringat yang melekat di tubuhmu.

Kapan kau tidur, Ibu?? Maafkan anakmu yang belum mampu menjadi kasur dengkurmu.
Ibu memberi nasi, juga menyemai padi.
Ibu lahir, melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dengan susah bertambah susah. Mari kita lihat ibu kita. Pagi-pagi buta ia bangun. Menanak nasi. Membangunkanmu. Memandikamu. Menyuapimu. Mengantarmu ke sekolah. Mencium kedua pipimu. Lalu memikul kayu menuju pasar. Ditukarnya dengan beras dan bebuahan segar.

Kau besar. Tegakah kau menamparnya, menghardiknya, melemparnya ke panti jompo? Relakah ibumu menderita, sengsara, dan menyikut sekeping kedermawanan dari tangan iba manusia? Tegakah? Relakah??

Ibu, jika kau tega, robek mulutku.
Mulut yang membuat air susumu surut.
Ibu, jika kau tega, koyak perutku.
Perut yang membuat tubuhmu susut.
Ibu, jika kau tega, tusuk dagingku.
Daging yang membuat kulitmu keriput.

Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Jika itu sebagai bukti baktiku kepadamu.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Jika itu sebagai jalan menuju surga di telapak kakimu.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Jika itu satu-satunya syarat mencuci dosa-dosaku padamu.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Demi hatimu yang tak henti kusakiti.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Demi mata air air matamu yang selalu kukuras.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Demi membayar hutang-hutang tunas kasihmu yang tak kuasa kubayar lunas.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Demi mantra-mantra dan doa-doa yang kau langitkan.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.
Aku tak tahu bagaimana cara mencintaimu.
Kutuk aku jadi batu, Ibu.

Aku ragu dengan segala yang kumiliki dalam membahagiakanmu.

Layak kuproyeksikan Ibu bagai sebatang tebu. Tebu itu kita kupas, kita kerat, kita peras. Ibu hanya menerima luka, sedang kita menikmati gula.

Jelas kulukiskan Ibu seperti bumi. Bumi itu terhampar ikhlas. Bumi sebagai wadah untuk menaruh benih-benih yang kiya muai. Bumi sebagai lahan untuk menanam bibit-bibit tanaman yang kita ingini. Bumi yang tabah terhadap cuaca yang marah. Bumi yang sabar terhadap perlakuan kasar. Bumi yang tergar terhadap musim yang gegar.

Benih-benih pun tumbuh. Ada yang jadi bunga, duri, ilalang. Namun semua kau asuh. Tak ada dari mereka yang kau lebihkan dan kau sisihkan. Anak-anakmu dapat jatah yang sama. Terkadang anak-anakmu nakal dan usil mengambil jatahmu. Kau tak marah walau anak-anakmu suka bikin ulah. Anak-anakmu tertusuk onak duri, kakimu yang berdarah. Anak-anakmu dipeluk bahagia, pelupuk matamu mengalirkan air mata.

Ketika anak-anakmu sudah besar pun tetap menjadi benalu. Benalu yang tak punya malu. Menggerogoti tubuh rapuhmu. Memeloroti kasih ringkihmu. Menguliti daging doa lunglaimu. Kau tabah dan tak mengusir anak-anakmu. Malah menyisir rambut-rambut kusut anak-anakmu.

Ibu, berdosakah jika ada anak yang ingin mengawinimu? Seperti Sangkuriang kepada Dayang Sumbi? Mungkin itu salah satu cara mencintaimu? Ibu, berdoakah jika ada anak membunuhmu karena ingin mengakhiri penderitaanmu? Ibu, berdosakah, berdosakah, berdosakah??

Beribu kali aku menyakiti Ibu, sejuta kali Ibu mengampuni. Beribu kali aku membenci Ibu, sejuta kali Ibu mencintai. Seribu kali aku menyengsarakan Ibu, sejuta kali Ibu membahagiakanku. Ibu begitu rela dengan segala kelakuan anak-anaknya. Ibu menerima segalan yang menimpanya. Dialah yang lebih dulu bersedih kala aku tertindih duka. Dialah yang lebih dulu bersedih kala aku tertatih-tatih letih menyapih luka. Dialah yang lebih dulu berdarah kala aku jatuh. Dialah yang lebih dulu menanggung malu kala aku berbuat dosa. Ibulah yang lebih tahu akan riak ombak kegundahanku.

Aku mengisak. Jemariku menari menulis sajak. Ibulah guru sajak. Sejak kecil aku diajari mengabadikan yang retak. Ambil pensil dan tulis tangismu, nak.

Sajak adalah tungku Ibu
Tanak sesak jadi enak
Kayu mengabu, ajak aku pada debu

Sejak kanak menulis sajak
Kelak bijak bajak tangis dan koyak

Sesak selayak onak
Jadikan sajak sabagai sanak
Sejenak jenaka membagi semak

Oh hidup tak seindah kecupan pertama
Pohon roboh dibelai angin lembut.
Oh hidup tak seelok pinggul gadis
Pundak retak memanggul sepikul kabut..

- SELAMAT HARI IBU, Ummiku Tercinta -