Cinta Pertama?? First Love? Pernah
ngrasain kan?? Eits, tapi ini bukan cinta pertama versi anak SMA yang
notabene cinta monyet itu, tapi inilah kisah cinta pertama saya.. begitu
indah.. dengannya.. seseorang yang sangat saya cintai..
12 Oktober, 18 tahun silam..
Lunglai…
Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang
masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang
menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan
lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafadzkan hamdalah. Takzim
dan tafakur…
Tak
lama, sesosok mungil itu ada di hadapan. Dipeluknya dengan segenap
kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah.
Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa
buah hatinya tercinta. Tetes air bening pun mengalir dari sudut mata,
air mata bahagia.
Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih
kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan
manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat.
Subhanallah, betapa indahnya ciptaanMu, ya Allah.
Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna,
namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat
mencintainya.
Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura
cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang
buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.
Indah.. bahkan teramat indah..
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu
selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya.
Merekalah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita
semua. Bahkan, ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang
mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.
Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta ibunda??
Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan
keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pusing, ditambah dengan membawa
beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara
hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan tergantikan oleh cinta-cinta
lain yang penuh kepalsuan.
Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya.
Kerelaan mereka untuk sekadar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala
resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran.
Tak heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian banyak anak yang
dilahirkannya, namun belum tentu satu anak pun bersedia menjaga dirinya
hingga beliau tutup usia.
Aaahhhhhh...
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan, cinta
pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang selalu berada di samping
kita, tempat curahan, suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya, ia
menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus,
hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan Rasulullah SAW, uswatun
hasanah.
Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi ibunda adalah cinta pertama kita..
Dan, apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama??
Jemari itu tak lagi lentik
Mata rabun dan kaki semakin payah
Namun tak pernah cinta luruh dari sisinya
Disemainya doa hanya untuk ananda tercinta
Selalu..
Ibunda, cinta ini tak akan luntur untukmu..
Tetaplah Bersama Ibu, sebab Surga Terletak di Bawah Telapak Kakinya
Diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Jahimah, dia berkata : Seorang
pria datang menemui Rasulullah SAW, lalu dia berkata : ‘Wahai
Rasulullah, aku ingin ikut berperang dan aku datang meminta pendapat
engkau’. Rasulullah SAW bertanya ‘Apakah kamu masih mempunyai ibu?’ Pria
itu menjawab :’Masih!’.Rasulullah SAW bersabda :’Maka tetaplah
bersamanya, sebab sesungguhnya surga itu terletak di bawah telapak kakinya’.(HR. Nasa’i)
Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu
Engkaulah yang kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU..
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU..
(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)
Ku awali hidup ini dengan tangisan yang menggema
Lalu ku dipeluk dibuai dalam ikatan kasih dan cinta
Sampai saat ku mulai menapak dan mengucap kata
Hingga akhirnya ku pahami apa arti duka dan cinta
Terima Kasih Ananda haturkan tuk Bunda tercinta
Sungguh tiada mampu Ananda membalas segala jasa
Mungkin hanya ini kuasa Ananda tuk lukiskan cinta
Melalui rangkaian kata yang terpahat menjadi prosa
Ya Allah, cintai Ummiku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ummi..
Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil.
Betapa aku sangat mencintainya, begitu mencintainya…
"Titip Ummiku ya Allah"
"Titip Ummiku ya Allah"
“Jagalah beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”
AAMIINNNN…
_Nur Annisa Muhida_
Jakarta, 170211_03:27