9 Desember 2010

Beginilah Caraku Mencintaimu

Beginilah caraku mencintaimu:
kubangun rumah pantai
bebutir pasir putih berdzikir
takbir bibir pesisirmu
tabir-tabir antara aku dan kau
tersingkap hingga tiada jarak
yang ada hanya sajak.
Dengar, dengarkan kecipak ikan itu
begitu riak menggerakkan perahu
menuju muara dan dermaga.
Belajar pada siluet pohon bakau
silet rindu penuh pukau
tergeret aku dan kau.
Para nelayan berderet-deret
dengan sampan dan jala ditangan
menjemput denyut kehidupan
karena mencintai itu bergerak
bukan diam menerima kapak nasib
Kelak kita akan paham bahwa
mencintai itu tak semudah menjumput garam
dan menuangkannya di kuali kuah sayur bayam.
Kapal-kapal mengangkut penumpang
dan bebuahan matang
dari petang ke petang.
Kini aku tahu kenapa kau
tak suka punya kekasih pelaut
karea siapa yang membalut
darah yang mengucur dari luka rindu
menunggu kepulanganku.

Beginilah caraku mencintaimu:
menjebak hujan dengan kemarau
air mataku dan reretak kebun embun.
Hujan yang menumbuhkan hutan
kesabaran diladang hatimu
ladang subur yang kutanami bibit-bibit
pelipur jerit sakit.
Belajar sabar pada akar-akar pepohonan
bagaimana mereka bertahan dari cakar-cakar kemarau
dan menakar jatah air.

Beginilah caraku mencintaimu:
menulis sajak
mengabadikan jejak
supaya bijak
terhadap segala retak segala koyak.
Walau aku tahu sekeranjang sajak
sulit ditukar dengan beras setakar dan cemilan enak
tapi ini sudah jalanku
jadi detak jantung dan denyut nadiku.
Kelak, jangan cemburu jika aku bercumbu
dengan sajak bertubuh gemulai
aroma gulai
menari
mentari
mata hati.

Beginilah caraku mencintaimu
maaf  jika tak seperti yang kau mau..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar