13 Desember 2010

Warteg Dijepit Penguasa!

Pajak  tak akan pernah menjadikan negeri ini makmur dan sejahtera, tak akan pernah menentramkan hati, tak akan membawa orang-orang yang terlibat didalamnya menjadi jujur dan bersih dari tindakan penyimpangan. Kasus besar telah terungkap terkait penyimpangan pajak, namun sampai kini masih saja menjadi bola liar yang dipermainkan oleh para politikus dan pejabat serakah!

Selain tak menunjukkan keberhasilannya dalam mengatasi banjir dan kemacetan di kota Jakarta, kini FOKE sibuk membuat lelucon murahan kembali dengan mewacanakan penarikan pajak dari usaha warung tegal!. Sungguh bukan tipe pejabat yang patut dipertahankan kedudukannya sebagai seorang pemimpin Jakarta dan tak boleh lagi ada pemimpin sesumbar seperti ini lagi di ibukota dimasa yang akan datang.


















Warung tegal, warungnya rakyat kecil yang menyediakan berbagai macam makanan serba murah ini rupanya dilirik penguasa tengil yang tidak mau bersusah payah dalam mencari dan menambah pendapatan daerahnya. Pajak 10 persen akan dikenakan kepada warteg yang beromset 2 juta perhari.

Tentu bukan hanya pemilik warteg yang akan merasakan dampaknya jika kebijakan ini jadi dikeluarkan, rakyat kecil pada umumnya yang selama ini menggantungkan selera perutnya pada warung murah meriah yang satu ini akan merasakan dampak yang cukup signifikan. Karena akan ada perubahan harga yang semakin menekan selera dan tingkat kepuasan dalam menikmati makanan yang serba pas-pasan tersebut.

Tak habis fikir, sedemikian rendahnya rasa simpati dan empati penguasa zaman sekarang kepada rakyatnya. Alih-alih ingin mensejahterakan rakyatnya melalui janji-janji manis yang terlanjur ditelan bulat-bulat para pemilih FOKE, malahan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi selama kepemimpinanya di ibukota tercinta ini. Wacana pajak warteg adalah bukti dari lemahnya kinerja aparat pemerintahan dibawah kepemimpinan FOKE dalam mencari pendapatan daerahnya.

Kalangan DPRD DKI Jakarta harus mempertanyakan hal ini jika pada akhirnya wacana penarikan pajak kepada warung tegal jadi kebijakan pemerintahan FOKE. Rakyat pun harus memberikan nota keberatan dan protes besar-besaran untuk menentang wacana tak berhati nurani ini!. Paguyuban warteg harus bertindak secara politis untuk melindungi anggota-angotanya yang berjumlah ribuan dikota Jakarta ini, jangan sampai dijadikan alat penguasa untuk memuluskan wacana tersebut.

Melihat gelagat penguasa pemerintahan kota Jakarta yang seperti ini, sudah sewajarnya para pendukung FOKE yang notabene berasal dari rakyat kelas bawah yang paling sering bersinggungan dengan warteg angkat bicara dan mempertanyakan atas wacana penarikan pajak tersebut. Kalau perlu menarik kumis dan mencukurnya sebagai bukti bahwa selama ini hanya omong kosong dan bualannya saja soal “serahkan pada ahlinya” yang menjadi janji-janji masa kampanyenya dahulu.

Jika sampai menjadi kebijakan, warung tegal harus melakukan aksi bersama untuk “mengemplang pajak”, karena hanya akan membuat perut pejabat semakin buncit dan bertindak pongah atas rakyatnya.

” Dunia tidak akan berkata apa-apa jika pajak warteg tidak dibayar, paling-paling pejabat yang puyeng tujuh keliling .Okelah kalo beqgitu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar